Minggu, 06 April 2014

Interview Gagas Writer : Mahir Pradana



Halo, senang sekali bisa berkenalan dengan teman-teman pembaca Gagas Addict. Nama saya Mahir Pradana, panggil saja Mahir. Saya sudah menelurkan dua novel, Here, After (2010) dan Rhapsody (2013) serta menyumbang cerita-cerita di kumcer Menujuh (2012) dan Dongeng Patah Hati (2013). Berikut ini jawaban saya atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan ya:

Ceritain dong gimana awalnya bisa jadi penulis Gagasmedia?

--Tahun 2010 naskah saya diputuskan untuk terbit oleh GagasMedia. Saat itu judulnya 'Diana', yang pada akhirnya diganti deh jadi 'Here, After' yang kita kenal.


Sejak kapan menulis?

--Waktu SD pernah ngirim cerpen dan puisi ke koran-koran lokal dan menang. Lalu pada saat SMA saya aktif di redaksi majalah dinding sekolah. Pada saat kuliah rajin ngeblog, sampai akhirnya menerbitkan novel pertama di tahun 2010.


Novel Here, After kan novel awal bang Mahir sebagai penulis Gagasmedia. Apa juga merupakan novel pertama bang Mahir?

--Iya, itu novel pertama.


Banyak #GagasAddict setuju bahwa novel ini unik, dengan setiap karakter yang diberi satu bab untuk menceritakan kisahnya.
Idenya dapat dari mana? :)

--Hehehe, terima kasih. Idenya sederhana aja kok, bosen kan baca novel yang karakternya cuma satu dan sempurna digambarkannya. Maka, terbersit ide di kepala saya untuk membuat banyak karakter yang tidak sempurna. Hanya memang, pembaca perlu memahami mengapa karakter-karakter ini tidak sempurna, maka semuanya bercerita dari sudut pandang orang pertama.


Ada kendala tidak saat nulis Here, After? Misalnya, nih bingung membagi - bagi cerita untuk para tokohnya.. Hihihi..

--Nggak kok. Paling bingung aja mau mengakhiri di karakter siapa. Namun, akhirnya saya memperoleh ide untuk membuat semua karakter terhubung, seperti yang kalian tahu, hehe.


Berapa lama proses penulisan dan penerbitan Here, After?

--Nulisnya sekitar satu tahun, dan nunggu sampai terbit setahun juga. Jadi, totalnya dua tahun. Yah, menerbitkan buku memang bukan perjalanan singkat, tapi tetap menyenangkan.


Novel terbaru abang yang berjudul Rhapsody ber-setting di Makassar. Dengar - dengar abang sempat tinggal di Makassar ya?

--Bukan sempat lagi, tapi orangtua dari sana. Saya juga lahir dan besar di Makassar, baru ketika kuliah pindah ke Bandung.


Terus youth hostel Makassar paradise itu betul-betul ada atau tidak?

--Nggak, itu murni rekaan saya semata. Tapi seru juga kalau ada beneran nantinya, amiin.


Kenapa Rhapsody tidak menggunakan sudut pandang setiap karakter satu bab seperti di Here, After?

--Kali ini saya mau nulis novel dengan cara yang biasa, tapi dengan inti cerita menginspirasi. Lagipula, saya pikir karakter-karakter di Rhapsody sudah unik, meski tanpa perlakuan khusus seperti di Here, After.


Eh ya, di Rhapsody kan ada foto-foto tuh. Itu bang Mahir ambil tanpa sengaja, atau memang sudah direncanakan mengambil foto tersebut untuk novel Rhapsody?

--Awalnya sih iseng, kebetulan waktu traveling sempat iseng beli boneka. Namun, lama-lama saya pikir asik juga kalau saya sengaja kumpulin foto-foto untuk tulisan terbaru saya.


Bang Mahir membayangkan siapa untuk tokoh Al, Miguel, Beby, Siska, Sari, Simon dan lainnya? (terutama Beby soalnya dia kocak banget!)

--Al itu saya sendiri. Miguel terinspirasi teman saya di Spanyol yang karakternya sama, selalu berpikiran positif dan senang bercanda. Siska kepikiran saudara perempuan saya. Sari itu teman saya yang sering ikut kontes kecantikan. Simon dan Bebi terinspirasi oleh dua karakter pendukung di film favorit saya, High Fidelity. Oh ya, waktu nulis Bebi sempat kepikiran mau dimiripin sama karakter Emon di Catatan Si Boy, yaitu pendamping yang kemayu tapi setia kawan.


Ada perbedaan tidak setelah menjadi penulis dan sebelum menjadi penulis?

--Biasa aja tuh. Paling jadi sering ada jadwal promosi buku dan dimintai tanda tangan oleh pembaca, hehe.


Kesibukan lainnya selain menulis apa? Lalu bagaimana mengatur waktu menulis dan kesibukan lainnya itu?

--Saat ini saya mengajar di salah satu kampus di Bandung, dengan status asisten dosen. Cara mengatur waktunya sih dengan membiasakan menulis jadi kebutuhan sehari-hari. Contohnya sebelum tidur disempatkan dikit-dikit, seperti nulis satu atau dua halaman. Kan lama-kelamaan jadi banyak.


Ada tips menulis yang bisa dibagikan untuk para #GagasAddict? :)

--Itu tadi, jadikan menulis kebiasaan sehari-hari. Lalu, sering-sering minta pendapat akan naskah kalian kepada orang lain, cari di mana kekurangannya dan segera perbaiki. Itu juga akan membuat kita senantiasa rendah hati dan mendengarkan kritik.


Proyek naskah selanjutnya apa, nih?

--Ada satu novel yang sudah masuk ke GagasMedia, mudah-mudahan terbit akhir tahun ini. Lalu, yang seru adalah saya punya satu buku nonfiksi yang akan terbit mungkin satu atau dua bulan. Isinya tentang catatan perjalanan saya ala The Journeys gitu, tapi dari sisi traveling untuk menonton pertandingan sepakbola di beberapa negara di Eropa. Ditunggu ya, akan asik dibaca menjelang Piala Dunia 2014 tuh.


Apa harapan bang Mahir kedepannya untuk Gagasmedia?

--Semoga masih tetap memercayai saya dalam menghasilkan karya-karya menghibur. Lalu semoga semakin kreatif dan memberi kesempatan luas buat para penulis muda untuk mewarnai dunia perbukuan Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar