Jika diibaratkan air
(keruh), impian terpendam yang kumiliki sudah melimpah seperti sungai Musi.
Dari sekian banyak impianku itu, yang beriak paling kencang ialah keinginan
menjadi penulis. Baru saja tamat dari Program studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Universitas Sriwijaya, berharap untuk bisa segera mengabdikan
diri dan ilmunya di manapun Tuhan mengizinkan. Bisa disapa di linimasa
@obrier_.
Kamu kenal sama gagasmedia dari
mana sih?
Mulai ngeh suka baca buku-buku GagasMedia itu di tahun 2011, waktu
itu baca Infinitely Yours-nya Orizuka. Setelah itu, mulai ketagihan
buku-bukunya Gagas, selalu nyari buku Gagas kalau ke Gramedia.
Yang membuat kamu suka sama gagas
apa?
Yang bikin aku suka Gagas
itu ceritanya yang beragam dan gak biasa. Kebanyakan membawa hal-hal baru yang
jarang ditemui di buku-buku lain. Juga karena sampul dan layout yang keren dan
menarik!
Ada penulis gagas favorit?
Penulis favoritku itu Mbak
Windry Ramadhina, selain suka karya-karyanya, aku juga suka Mbak Windry yang
baik dan mau diajak berdiskusi tentang kepenulisan. Aku juga suka Mbak Riri
Sardjono dan Nilam Suri, novel-novel mereka keren! Yakin kalau banyak
#GagasAddict yang lain sependapat denganku. Hehehe
Kalau, 5 novel Gagas terfavoritmu
apa?
Sebenernya aku pernah
bikin list buku GagasMedia favoritku. Berhubung dipinta 5, jadi aku edit
sedikit. Berikut 5 buku GagasMedia yang kupilih sebagai buku terfavorit dengan
beragam alasan:
1. Montase
Buku ini yang pertama kali
membuatku ketagihan membaca buku-buku GagasMedia. Membeli buku ini sekitar bulan
Februari namun baru kubaca sekitar bulan April. Aku menunda-nunda menyentuh
buku ini karena semula mengira jika buku ini hanya ikut-ikutan tren buku-buku
berlatar luar negeri yang tengah hits saat itu (mis. Korea, Jepang, dll). Setelah
kucoba membaca beberapa bab awal, aku meneguk ludah, ternyata kesinisanku di
awal salah besar. Buku ini membuatku seolah tersihir, menamatkannya dalam
dua-tiga hari saja (untuk ukuran pribadiku, dua-tiga hari untuk satu buku itu tergolong
cepat, sangat cepat). Setelah menamatkannya, aku merasa 'penuh' dan 'lapar'
sekaligus. Setelah itu, aku memutuskan untuk mulai mencintai Windry Ramadhina
dan mulai mencari buku-bukunya yang lain.
2. Memori
Setelah jatuh cinta untuk
yang pertama kalinya pada Windry Ramadhina melalui Montase, aku jatuh cinta
lagi beberapa minggu berikutnya pada Mbak Windry melalui Memori. Aku begitu
memuja kisah Mahoni, Simon, Sigi, dan lainnya ini. Mbak Windry mengemas kisah
yang tak melulu tentang cinta dengan cerdas! Amat cerdas. Baiklah, memang tak
tepat jika kukatakan Memori ini tak melulu tentang cinta. Kisah percintaan memang
tak begitu dominan, tetapi cukup banyak prosinya dalam novel ini. Setelah
'penuh' dan 'lapar', aku menemukan rasa lain setelah membaca novel ini. Hangat.
Sampai hari ini, buku ini adalah buku favoritku, dan mungkin akan lama mendiami
deretan buku terbaik menurutku pribadi.
3. London: Angel
Yup! Lagi-lagi Windry
Ramadhina. Jangan heran melihatku begitu memuja penulis yang satu ini. Memang
aku belum pernah bertemu secara langsung, tapi, melalui jawaban-jawaban beliau
untuk pertanyaan bawelku di surel, tulisan beliau di blog pribadinya, juga cara
beliau memperlakukan pemuja karya-karyanya di media sosial. Beliau memang layak
untuk diidolakan, tidak hanya karya-karyanya tetapi juga kepribadian beliau.
Duh, jadi melenceng begini, kan. Hehehe. Begini, novel ini membuatku menemukan
rasa yang lain lagi setelah menuntaskannya. Sendu. Sesuai dengan apa yang
diungkapkan Mbak Windry tentang karyanya yang satu ini, aku memang menemukan rasa
itu. Lagi-lagi, aku berjodoh dengan karya beliau yang kali ini berwarna merah
menyala, senada dengan warna booth telepon umum dan bus bertingkat di London.
4. Infinitely Yours
Seingatku, ini novel
pertama dari GagasMedia yang kubaca. Novel ini membuatku begitu ingin beralih
dari menulis fanfiksi ke menulis sebuah novel. Meski fanfiksi yang kubuat saat
itu tidak seberapa bagus, aku yakin jika aku bisa belajar untuk menulis sebaik
Orizuka mengisahkan novel ini. Sejak itu, aku memulai perjalananku yang baru,
dengan tujuan utama:MENJADI SEORANG PENULIS NOVEL. Tentang novel ini, aku tidak
begitu berprasangka jika novel ini memplagiat film Thailand, Hello Stranger.
Meski ide dasarnya mirip, aku mendapati novel ini dieksekusi dengan cara yang
berbeda. Secara keseluruhan, novel ini menyenangkan.
5. Marriageable
Mencengangkan! Begitu
blak-blakan, jujur, rame, spontan. Ini novel yang benar-benar apa adanya, gak
berusaha untuk terlihat cerdas karena pada dasarnya deskripsi, dialog, dan celetukan-celetukan
dalam novel ini memang betul-betul cerdas. Bertajuk novel dewasa karena memang isinya
berkisar tentang kehidupan sehari-hari sekumpulan manusia dewasa metropolitian
yang begitu kritis dan kadang tanpa sungkan menertawakan kekonyolan mereka
sendiri. Menghibur.
Sebenernya masih banyak
yang kufavoritkan, Cruise Chronicle, Dance for Two, Melbourne, Orange, After
Rain, Camar Biru, dst.
Ada pengalaman mengesankan kamu
bareng gagasmedia?
Pengalaman mengesankanku
dengan Gagas itu waktu naskahku masuk 20 besar di kompetisi 7 Deadly Sins tahun
lalu. Walaupun gak masuk 7 besar, tapi aku senang karena naskah kami yang gak
menang akan dipertimbangkan untuk terbit. Mohon doanya supaya aku mendapat
kabar baik itu. Hehehehe
Pasti di doakan! :)
Kamu ingin jadi penulis
kan? Selain 7 deadly sins pernah coba kirim naskah ke gagas gak?
Sejauh ini aku baru berani
kirim naskah untuk 7 Deadly Sins aja. Tapi sekarang lagi proses merampungkan outline
untuk memenuhi undangan terbuka GagasMedia di lini baru Relationship Romance
dan BOSS. Lagi-lagi aku mohon doanya agar dua naskah ini segera rampung ;)
Oh ya, sejauh ini novel
gagasmedia kamu ada berapa sih?
Novel Gagasku baru sekitar
seratus buku, kurang lebih. Tapi sejak awal tahun ini belum nambah koleksi lagi
karena krisis keuangan, maklum belum kerja
Banyak banget! Admin aja gak
sampai 100! *malu* Kalau editor gagas paling suka siapa? Hehehe
Wah, Admin jangan mau
kalah, ayo kumpulin lagi buku-buku Gagas-nya. Semangat! Aku suka Abang
Christian Simamora karena ramah, suka berbagi ilmu #NotestoWriter di
Twitternya. Aku juga suka Mbak Jia karena suka ngadain Tantangan Nulis. Kalau Admin suka editor yang mana?
Suka semua! Oke deh. Harapan kamu
buat gagas apa? :)
Harapanku untuk Gagas
ialah semoga terus berlari paling depan diantara penerbit Roman Remaja/Dewasa
Muda lainnya. Terus menjadi tempat bagi para penulis muda menelurkan karya-karyanya.
Cerita-ceritanya makin baik, makin beragam, cover & layout-nya tambah
menarik. Terus menggagas!!
Untuk Admin, semoga terus
baik hati, rendah hati, dan semangat menyebar virus GagasMedia. Terima kasih
untuk kesempatan wawancaranya.
Untuk GagasAddict yang
kebetulan membaca artikel wawancara ini, salam hangat terdahsyat. *eh*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar