Kamis, 02 Januari 2014

Review : Rhapsody, Mahir Pradana



Penulis : Mahir Pradana
Penerbit : GagasMedia
Tahun Terbit : 2013


Hei, di sebelah dunia bagian mana kau sedang berada?
Sudah bertahun-tahun kau dan aku mencari arah.
Berkali-kali jatuh cinta pada selatan.

Mnaruh keraguan pada barat.
Terus menunggu isyarat timur.
Hingga utara pun sudah tak lagi kita percaya.
Sudah kujejaki banyak kisah, kutemui pula banyak luka.
Ternyata, pada kisah lalu milik kitalah harapan itu tetap ada.
Masih kuatkah kau dan aku berjalan?
Atau, kali ini, mungkin pulang akan menjadi jawaban.
*            
Ini bukan kali pertama saya membaca tulisan Mahir Pradana. Sebelumnya, saya pernah membaca karyannya di omnibus “Menuju(h)” dan “Dongeng Patah Hati” (“Here, After” masih di waiting list). Satu cerpennya di “Menuju(h)”–lupa judul dan hari apa–menempel sangat kuat sampai sekarang. Dua hal yang saya ingat: Swiss dan bus.
Kemudian, saat menyentuh “Rhapsody”, saya penasaran. Apakah akan ada adegan-adegan yang membuat saya terikat kuat dengan tulisan Mahir?
Jawabannya: banyak.
“Rhapsody” adalah kisah dari seorang pemuda bernama Al (alias Abdul Latif) yang tengah merintis usaha hostel bernama Makasar Paradise. Sepanjang kisah jatuh-bangun Al, saya juga dibawa ke dalam petualangan (cinta)nya dulu di Eropa. Meski begitu, kekentalan budaya Indonesia–khususnya di wilayah Timur–membuat saya kembali terkesan. Where have I been before? Ternyata selama ini, saya belum mengenal Indonesia sepenuhnya.
Tenggelam bersama “Rhapsody” pun seperti menyusun playlist lagu-lagu Coldplay dan Snow Patrol favorit saya. Jadi, begitu bertemu penggalan lirik di awal bab, saya pasti ‘menyanyi’ dulu sebentar. Entah kenapa, saya juga malah lebih kesengsem sama Miguel dibanding Al.
Sayangnya, ada beberapa kesalahan ketik (it is forgiven, anyway). Saya pun sempat berhenti sejenak untuk menghitung ketepatan waktu, karena alurnya campur (maju-mundur).
Rate: 4/5. Petulangan Indonesia-Eropa yang menyenangkan. Terutama bagian Kota Berlin yang melempar saya ke masa-masa mengunyah ensiklopedia.

Selamat bertualang,
erl.
@erlinberlin13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar