Kamis, 02 Januari 2014

[BOOK REVIEW] LET GO BY WINDHY PUSPITADEWI



Judul: Let Go
Penulis: Windhy Puspitadewi
Penerbit: Gagas Media

4 of 5 stars


Caraka Pamungkas. Kelas X. Baru saja menginjak SMA selama empat bulan, namun sudah dua kali membuat onar karena berkelahi.
Raka—panggilan akrab Caraka, adalah seorang remaja laki-laki yang selalu berbuat sesuatu tanpa harus repot-repot berpikir terlebih dahulu. Karena kecerobohannya serta sikapnya yang tanpa sadar selalu ikut mencampuri orang lain itu, Raka dihadapkan dengan sebuah hukuman mengurus mading sekolah bernama
Veritas yang mengharuskannya mengenal Nathan, Nadya, dan Sarah. Tiga orang teman sekelasnya yang memiliki kepribadian rumit yang berbeda-beda. Buka hanya itu saja, Raka pun harus menelan kenyataan pahit bahwa dua di antara orang itu benar-benar bersikap menyebalkan terhadapnya.
“Satu ruangan dengan Zombie berlidah tajam, Ratu Salju, dan si cengeng penakut itu, entah kenapa bikin jarum jam terasa nggak bergerak ke mana pun.”
Selama beberapa waktu, Raka merasa hidupnya sangat menjengkelkan. Terus menerus berhadapan dengan Nathan yang sangat membencinya, Nadya yang begitu sinis dan menganggap dirinya selalu bisa melakukan semua hal, serta Sarah yang terlihat begitu rapuh dan pemalu.
Sampai akhirnya, sebuah peristiwa membuat Raka mengetahui rahasia besar Nathan yang menjadi alasan laki-laki itu selalu bersikap dingin kepada semua orang. Lalu, sebuah kebetulan manis yang terus-menerus terjadi di antara ia dan Nadya, membuatnya tanpa sadar telah lebih dekat dengan gadis itu. Perlakuan terlalu baiknya kepada Sarah pun memiliki efek yang tidak Raka ketahui dirasakan oleh gadis pemalu itu.
“Semua orang bisa bersikap seolah-olah mereka berumur panjang kayak kamu ini,” kata Nathan sambil tersenyum sinis.
“Sebenarnya, kamu nggak perlu repot-repot menolongku.” kata Nadya dalam perjalanan.
"Aku lupa," jawabnya kemudian. "Aku lupa kamu juara judo. Yang ada dipikiranku, cuma kamu itu cewek, sisanya badanku bergerak sendiri."
Nadya terdiam, tetapi kemudian Caraka merasakan samar-samar tangan Nadya menyentuh punggungnya.
“Makasih, ya….”
Cara mengangkat bahu. “You are welcome.”
"Apa yang sudah kamu lakukan sangat berarti buatku," kata Sarah.
Sebuah konflik tersirat tanpa sadar terjadi pada hubungan Raka-Nadya-Sarah. Nathan yang memang selalu menjadi yang paling peka, sebenarnya sudah melihat apa yang akan terjadi dengan mereka. Diam-diam, cowok itu pun hanya bisa membantu Raka dari belakang, tanpa siapa pun mengetahuinya.
Caraka menelan ludah. Kata-kata Nathan menghujam tepat ke sasaran.
"Aku pernah bilang, kan, suatu saat, kamu akan melakukan sesuatu yang lebih sadis daripada yang kulakukan," tambahnya. "Lihat sekarang."
Lagi-lagi, Raka terjebak dalam urusan orang lain, yang membuatnya belajar banyak tentang sesuatu yang selama ini ia takuti, kehilangan.

—-Let Go—-

Sebenarnya aku sudah pernah me-review novel ini di goodreads. Tetapi, karena sudah sulit mencarinya, aku akan menulisnya lagi di sini.
Firstly, let me to tell you that I have some personal story with this book; ini adalah novel Gagas Media pertama yang kubeli juga kubaca, dan akhirnya menjadi pengawal cerita yang membuat Gagas Media menjadi penerbit favoritku. Sampai sekarang.
Seperti kata Kak Windhy, cerita dalam novel ini bisa dibilang ‘slow-pop’. Kita dibawa kepada para tokoh khas remaja dan masalah-masalah sederhananya.
Yeah, novel ini memang sederhana.
Ya, diksinya. Ya, alurnya. Ya, konfliknya. Namun, aku menemukan pesan yang begitu dalam di novel ini, yang mungkin tidak dapat kutemukan pada novel-novel lainnya. Kak Windhy membuatku percaya, bahwa penulis cerdas bukan hanya dilihat dari tutur setiap kalimatnya yang begitu tinggi dan sukar dimengerti. Tetapi, dari setiap makna dan pesan yang tersirat di dalam tulisan itu sendiri.
I love the character so much! Mostly, Caraka. Aku suka sifatnya yang kelewat baik dan tidak macam-macam. Sederhana namun mematikan :p
Oh, ya. Aku suka hint-hint dialog Raka dan Nadya di sini. I love the way Raka and Nadya feels enjoy theirself each other. Aku suka pertemuan-pertemuan manis mereka. Pokoknya aku suka ada Raka dan Nadya di novel ini. Bahkan, adegan confession Raka di novel ini adalah adegan yang PALING SERING kubaca ulang. Karena kupikir, mereka manis sekali:’)
Overall, I really like it. Di samping penulisan Kak Windhy yang terkadang keseleo memakai kata ‘kau’ atau ‘kamu’, novel ini menjadi salah satu novel favoritku. Indeed!
So, when your next project will be publish, Kak Wind? Can’t wait, lho;p

Sign,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar