Penulis: Salsa Oktifa
Editor: eNHa
Desain sampul: Dwi Annisa Anindhika
Penerbit: GagasMedia
ISBN: 979-780-604-9
Cetakan kedua, 2013
358 halaman
Buntelan dari @GagasMedia
Aku tak
berharap akan berpisah denganmu dengan cara seperti ini. Tapi tekadku begitu
tegas dan bahkan aku sendiri tak bisa menyangsikannya.
Bukan,
bukannya aku ingin melupakanmu. Bagaimana mungkin, kau adalah yang terbaik
dalam hidupku. Kau yang menyunggingkan senyum di wajahku, kau juga yang menghapus
air mata dari kedua pipiku.
Tapi aku tak
bisa lebih lama lagi bersamamu—karena aku mencintaimu. Aku mengharapkanmu sejak
lama, menunggu dengan sabar, tetapi kau seperti bintang di malam kelabu.
Kau tak
pernah datang untukku....
Cinta segitiga, sahabat
jadi cinta, premis novel romance yang udah umum banget ya tapi tetep saja tidak
membosankan, tergantung bagaimana cara penulis meramu 'masakannya' agar
terlihat lebih menarik dan beda dari yang lain :D. Kesan pertama tentang buku
ini adalah covernya keren banget, mungkin akan menjadi calon cover buku terbaik
tahun ini, sampul belakang bukunya pun berhubungan dengan sampul depan, salah
satu bentuk cover yang saya suka banget, sayang, waktu googling saya nggak nemu
cover buku dua sisi :(
Agia dan Rain dulu bertetangga, hubungan mereka
berlanjut menjadi sahabat sampai akhirnya keluarga Agia memutuskan pindah ke
Jogja. Setelah kematian ibunya, tidak ada tempat terbaik bagi Rain selain
kembali bersama sahabatnya, dia pun meninggalkan Bali dan ikut pindah ke rumah
Agia, dia sudah dianggap seperti anak sendiri oleh orangtua Agia, Agia dan
keluarganya memberi Rain kebahagiaan, kebaikan dan kehidupan. Sampai suatu
ketika, satu hari merubah hubungan mereka, Agia mencium Rain.
Tanpa Rain sadari, Agia sudah memencam cinta
kepadanya sejak lama, dia hanya bisa menjadi pengamat ketika Rain bersama
lelaki lain, menjadi tempat curhat kalau hubungan mereka menjadi masalah, dan
membuat pasangan Rain cemburu akan kedekatan mereka, contohnya adalah Bari,
pacar Rain sekarang dan juga atasan Agia dan Rain di kantor. Bari tidak suka
melihat Rain dan Agia begitu dekat, ketika dia dan Agia mengalamai kecelakaan
bersama, Rain lebih memperhatikan Agia. Sejak awal Bari sudah menebak hubunggannya
dengan Rain tidak akan mudah, karena ada satu penghalang yang begitu kuat.
Saya suka penulis mengambil sudut pandang beberapa
orang pertama, bisa merasakan emosi tiap tokoh dan penulis sukses membedakan
mereka, jadi, tanpa melihat bab siapa yang gantian berbicara pembaca sudah tahu
siapa naratornya. Alurnya maju, tetapi kadang Agia dan Rain menceritakan kisah
mereka di masa lalu. Tone ceritanya terasa cepat karena dari tiga sudut
pandang, tidak ada pengulangan cerita dari satu tokoh dan tokoh lainnya. Memang
porsi narasinya lebih banyak daripada dialog, tapi saya suka cara penulis
bercerita sehingga betah-betah saja.
Karakter Agia digambarkan seorang yang lembut,
ceria, suka menolong, sosok kakak idaman pokoknya, dan dia lebih mementingkan
kebahagiaan Rain daripada dirinya sendiri. Sedangkan Rain, cukup susah
menggambarkannya karena dialah karakter yang paling kurang terasa kalau
menurrut saya, karena dia cewek sendiri jadi gampang membedakan dengan dua
karakter cowok lainnya. Kalau melihat Agia menggambarkan Rain dari pilihan
cowok yang selama ini dipacarinya, dia selalu memilih yang lain daripada yang
lain, yang berkacamata dan nerd, ketika cowok itu berubah dia akan
meninggalkannya. playgirl tidak, hanya saja sepertinya dia tipe cewek yang berprinsip
teguh pada pendiriannya, tidak peduli pendapat orang lain dan hanya dia yang
bisa memahami Bari. Bari sendiri digambarkan sesorang yang keras, bergengsi
tinggi, tidak pedulian dan sinis. Bahkan adiknya sendiri meminta dia agar
sedikit lebih manusiawi yah karena sifatnya yang tidak pedulian itu. Jarang
mengungkapkan perasaan hati, misalnya dia tidak mengabari Rain kalau dia akan
menjemput sahabat kecilnya di Solo bersama Riza, adiknya, padahal Rain menunggu
dan membuatkan makanan, bagi Bari itu tidak penting. Yah, komunikasinya kurang
lah. Agia dan Bari sama-sama digambarkan cakep, hanya dua sifat yang bertolak
belakang yang membedakannya, satu lebut satu kasar.
Sedangkan konflik yang dipilih penulis,
menghadirkan satu tokoh lagi, teman masa kecilnya Bari tadi, Eve. Ceritanya
dulu Bari menyukai Eve tetapi ditolak karena lebih memilih orang lain, sakit
hati dan menjadikan dia sosok yang keras. Jadi Bari ingin bales dendam gitu,
'kalau kamu punya Agia, aku juga punya Eve,' gampangannya seperti itu lah. Saya
sempat was-was akan pilihan Rain, di tengah-tengan penulis sedikit mengecoh
pembaca akan siapa yang Rain pedulikan, syukurlah ketakutan saya tidak terwujud
:p.
Kekurangannya, penulis kurang mengekspos masa lalu
Rain dan Bari, tentang keluarganya, hanya penasaran saja karena mereka
digambarkan sama-sama sendirian, bahkan Bari saja tidak akrab dengan Riza, yah
diceritakan alasannya juga sih, melihat sifat Bari seperti itu maklum juga,
cuman pengen lebih lengkap aja :p, sedangkan Agia dan Bapaknya kerasa banget
kok hubungan mereka. Untuk typo, yasudahlah ya, saya males membahas ini, cuman
ada dua kata yang cukup mengganggu saya karena berulang, seperti kata kekepada,
kalau nggak salah ada dua kali saya mendapatinya, entah typo atau memang begitu
adanya saya hanya kurang nyaman saja, dan akhiran kalimat seperti ', bahkan'
lima kali kalau nggak salah, alasannya sama, kurang nyaman bacanya.
Aku tidak pernah percaya, ada sebuah persahabatan
yang tulus antara seorang laki-laki dan perempuan tanpa adanya embel-embel
perasaan lain yang mengikutinya. Laki-laki dan perempuan tidak akan pernah bisa
bersahabat. Mereka diciptakan untuk saling tertarik satu sama lain.
Belive me.
Buat yang pengen mengoleksi novel yang bertema
sahabat jadi cinta, buku ini bisa masuk ke rakmu :p
3.5
sayap untuk covernya yang kece badai.
by, @peri_hutan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar