HeyHo #GagasAddict!
Kali ini,
kita bakal berbincang - bincang dengan kak Hana
Krisviana, penulis Made Of Stars. Penulis yang satu
ini, lahir di Surabaya 20 tahun yang lalu, tanggal 25 Mei. Sekarang, ia
menempuh semester 6 di Universitas Multimedia Nusantara, jurusan Jurnalistik.
Made Of Star itu, karya debutnya yang pertama kali dibuat waktu masih SMA.
Pertama kali dibuat waktu SMA? Wah baru terbitnya
sekarang ya? Kenapa tuh kak?
Iya, jadi ceritanya waktu itu
temen aku yang beda sekolah minta tolong dibuatkan novel untuk tugas akhir.
Karena dulu aku selalu kepikiran untuk bikin tapi nggak pernah jadi-jadi,
akhirnya aku setuju. Lumayan untuk jadi motivasi.
Long story short, akhirnya jadi juga. Setelah lulus SMA, aku kirim ke salah satu major publisher. Beberapa bulan kemudian ditolak. Sempat terbengkalai cukup lama, hingga akhirnya aku masuk kuliah dan ketemu sama Bu Waode Wulan Ratna, penulis pemenang Khatulistiwa Literary Award sekaligus dosen aku. Dia mendorong aku untuk ngirim novelku lagi. Dia bener-bener mendukung aku.
Akhirnya aku kirim ke Gagasmedia.
Proses menunggu naskahnya cukup lama. Aku kirim waktu aku semester 1, baru
mendapat tanggapan waktu semester 4. Beberapa bulan melalui proses editing,
baru akhirnya bisa terbit Desember kemarin. Menulis itu memang nggak
instan
Lama juga, yah... :O disela sela menunggu hingga novel kakak bisa terbit
itu apa yang kakak lakukan?
Kuliah, hahaha. Karena aku kuliah
jurnalistik, jadi lebih banyak nulis berita selama semester 1-4. Menulis berita
dan menulis fiksi kan berbeda jauh sekali, ya. Jadi ketika aku tahu novel aku
mau diterbitkan Gagasmedia dan harus direvisi, aku sempat kagok waktu nyentuh
fiksi lagi.
Lalu gimana caranya kakak mengatasi ke"kagok"an itu? :)
Banyak baca, tentunya. Baca
buku-buku atau cerpen, lalu memperhatikan narasi atau dialog di film. Yang
penting "jaga jarak" dari berita. Dan yang paling penting, kembali
menulis.
Oh, ya. Kakak kenapa memilih gagasmedia sebagai penerbit naskah kakak?
Karena aku lihat banyak buku terbitan Gagasmedia yang sesuai dengan nuansa
novel aku. Romantic, tapi nggak cheesy. Dari situ aku mikir, sepertinya ini
penerbit yang cocok buat aku. Selain itu, Gagasmedia sangat produktif dan
sangat serius dalam menerbitkan novel-novelnya. Mulai dari penggarapan cover
yang selalu keren, adanya ilustrasi di setiap bab, sampai promo-promo yang
dibikin sangat membuktikan keseriusan Gagas. Bersyukur banget bisa jadi bagian
dari keluarga Gagas.
Nah, kan MOS masih baru, jadi banyak yang belum baca. Made of Stars
ceritanya tentang apa, sih kak?
Made of Stars itu cerita tentang
seorang malaikat pelindung yang berusaha menyelamatkan anak lindungannya, dan
dalam perjalanannya jauh cinta padanya. Bersetting di Roma, inti cerita ini
adalah tentang cinta, harapan, dan self-sacrifice. Aku banyak terinspirasi dari
gambaran malaikat di berbagai mitologi dan agama.
Widihh.. Ceritanya unik banget, kak. Dapet ide darimana? :)
Aku suka nonton film lama, film hitam-putih.
Salah satunya It’s a Wonderful Life. Ceritanya tentang seorang malaikat yang
mau menyelamatkan satu tokoh dengan membuatnya menyadari arti kehadirannya di
dunia ini. Dari situ aku mikir, enak ya kalau punya malaikat pelindung. Dan
dari sana kepikiran lagi, bagaimana kalau malaikat pelindung suka sama anak
lindungannya sendiri?
Nah itu yang jadi awal mula
dibuatnya Made of Stars.
Ohh begitu..
:) Novel made of stars ini tulisan pertama yang kakak buat, atau sebelumnya
sudah aktif menulis?
Novel pertama. Sebelumnya cuma
aktif menulis di majalah kampus, Ultimagz. Pernah juga menulis berita feature
buat indonews.com,
tapi kalau karya fiksi, ini yang pertama.
Hebat ya, nulis
fiksi pertama kali, langsung bisa terbit :D Ngomong - ngomong judul
novelnya kenapa made of stars ya? Kan ceritanya tentang malaikat..
Karena bintang melambangkan
harapan, dan salah satu inti novel ini
adalah tentang harapan. Orang
sering berharap pada bintang jatuh, kan? Selain itu di dalam novel ini banyak
adegan-adegan yang berkaitan dengan bintang. Plus, kalau judulnya berbau
malaikat, takutnya terlalu revealing :)
Selama menulis
MOS kakak pernah mengalami writer block gak? Kalau pernah, cara mengatasinya
bagaimana?
Pernah banget, dan biasanya
terjadi kalau udah nulis seharian dan pikiran jadi jenuh. Kalau udah kena writer’s block, aku selalu jaga jarak
dengan tulisan aku. Misalnya dengan nonton film, jalan-jalan, mandi, web surfing. Biasanya
setelah melakukan aktivitas lain, pikiran jadi fresh dan bisa lancar nulis
lagi.
Oh ya, kakak punya penulis favorit yang menginspirasi kakak hingga akhirnya
bisa menerbitkan MOS gak?
I would say Clara Ng. Bahasanya
halus walaupun tema yang dia angkat suka nggak konvensional. Waktu kecil aku
suka sekali dengan Roald Dahl, karya-karyanya sangat membantu mengembangkan
imajinasi. Kalau sekarang lagi suka John Green sama Haruki Murakami.
Oke dehh.. Oh ya, setelah MOS rencanannya ada project novel baru gak nih?
:)
Adaa. Novel yang kedua
mungkin akan sangat berbeda dari yang pertama, tapi aku masih belum bisa bilang
tentang apa. Ditunggu aja, ya ;)
Selama menulis
MOS kakak butuh riset" gitu, gak kak?
Karena cerita aku lebih ke fantasi, jadi riset sangat penting. Yang pasti
aku banyak baca buku-buku tentang malaikat. Bagaimana gambaran malaikat di
agama-agama, di mitologi. Bagaimana sifat mereka, kalau bisa dikatakan sifat.
Editor aku, mbak Jia Effendie benar-benar mendorong aku untuk melengkapi riset,
memperbanyak footnotes.
Yang kedua, karena settingnya
di Roma padahal aku belum pernah kesana, ini pe-er banget buat aku. Waktu draft
awal, Roma cuma aku ceritakan berdasar buku travel. Aku ingat waktu itu Bang
Christian Simamora sempat nyuruh untuk banyak nonton dokumenter. It worked. Aku jadi bisa lebih
membayangkan bagaimana Roma itu.
Jadi begitu,
ya.. Editor gagas baik - baik ya.. :D Pesan apa sih yang mau kakak
sampaikan dalam MOS?
Baik tapi tegas, hehe.
Pertama, you are the creator
of your own destiny. Kamulah yang menentukan nasibmu sendiri. Bukan orang lain.
Kedua, semua indah pada
waktunya. Jadi, jangan pernah berhenti berharap. Soal ini aku mau mengutip
kata-kata salah satu karakter di buku ini, “..... Harapan itu jiwa
manusia. Tanpa harapan, kau mati. Kupikir sesederhana itu”.
Sekian interviewnya.. kami para
#GagasAddict menunggu karya terbarumu, kak. Salam Sukses! :)
-Admin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar