Jumat, 17 Januari 2014

Interview Gagas Writer : Hana Krisviana

HeyHo #GagasAddict! 

Kali ini, kita bakal berbincang - bincang dengan kak Hana Krisviana, penulis Made Of Stars. Penulis yang satu ini, lahir di Surabaya 20 tahun yang lalu, tanggal 25 Mei. Sekarang, ia menempuh semester 6 di Universitas Multimedia Nusantara, jurusan Jurnalistik. Made Of Star itu, karya debutnya yang pertama kali dibuat waktu masih SMA.

Pertama kali dibuat waktu SMA? Wah baru terbitnya sekarang ya? Kenapa tuh kak?

Iya, jadi ceritanya waktu itu temen aku yang beda sekolah minta tolong dibuatkan novel untuk tugas akhir. Karena dulu aku selalu kepikiran untuk bikin tapi nggak pernah jadi-jadi, akhirnya aku setuju. Lumayan untuk jadi motivasi.

Long story short, akhirnya jadi juga. Setelah lulus SMA, aku kirim ke salah satu major publisher. Beberapa bulan kemudian ditolak. Sempat terbengkalai cukup lama, hingga akhirnya aku masuk kuliah dan ketemu sama Bu Waode Wulan Ratna, penulis pemenang Khatulistiwa Literary Award sekaligus dosen aku. Dia mendorong aku untuk ngirim novelku lagi. Dia bener-bener mendukung aku.
Akhirnya aku kirim ke Gagasmedia. Proses menunggu naskahnya cukup lama. Aku kirim waktu aku semester 1, baru mendapat tanggapan waktu semester 4. Beberapa bulan melalui proses editing, baru akhirnya bisa terbit Desember kemarin. Menulis itu memang nggak instan 


Lama juga, yah... :O disela sela menunggu hingga novel kakak bisa terbit itu apa yang kakak lakukan?

Kuliah, hahaha. Karena aku kuliah jurnalistik, jadi lebih banyak nulis berita selama semester 1-4. Menulis berita dan menulis fiksi kan berbeda jauh sekali, ya. Jadi ketika aku tahu novel aku mau diterbitkan Gagasmedia dan harus direvisi, aku sempat kagok waktu nyentuh fiksi lagi. 


Lalu gimana caranya kakak mengatasi ke"kagok"an itu? :)

Banyak baca, tentunya. Baca buku-buku atau cerpen, lalu memperhatikan narasi atau dialog di film. Yang penting "jaga jarak" dari berita. Dan yang paling penting, kembali menulis. 


Oh, ya. Kakak kenapa memilih gagasmedia sebagai penerbit naskah kakak?

Karena aku lihat banyak buku terbitan Gagasmedia yang sesuai dengan nuansa novel aku. Romantic, tapi nggak cheesy. Dari situ aku mikir, sepertinya ini penerbit yang cocok buat aku. Selain itu, Gagasmedia sangat produktif dan sangat serius dalam menerbitkan novel-novelnya. Mulai dari penggarapan cover yang selalu keren, adanya ilustrasi di setiap bab, sampai promo-promo yang dibikin sangat membuktikan keseriusan Gagas. Bersyukur banget bisa jadi bagian dari keluarga Gagas. 


Nah, kan MOS masih baru, jadi banyak yang belum baca. Made of Stars ceritanya tentang apa, sih kak?

Made of Stars itu cerita tentang seorang malaikat pelindung yang berusaha menyelamatkan anak lindungannya, dan dalam perjalanannya jauh cinta padanya. Bersetting di Roma, inti cerita ini adalah tentang cinta, harapan, dan self-sacrifice. Aku banyak terinspirasi dari gambaran malaikat di berbagai mitologi dan agama. 


Widihh.. Ceritanya unik banget, kak. Dapet ide darimana? :)

Aku suka nonton film lama, film hitam-putih. Salah satunya It’s a Wonderful Life. Ceritanya tentang seorang malaikat yang mau menyelamatkan satu tokoh dengan membuatnya menyadari arti kehadirannya di dunia ini. Dari situ aku mikir, enak ya kalau punya malaikat pelindung. Dan dari sana kepikiran lagi, bagaimana kalau malaikat pelindung suka sama anak lindungannya sendiri?
Nah itu yang jadi awal mula dibuatnya Made of Stars.


Ohh begitu.. :) Novel made of stars ini tulisan pertama yang kakak buat, atau sebelumnya sudah aktif menulis?

Novel pertama. Sebelumnya cuma aktif menulis di majalah kampus, Ultimagz. Pernah juga menulis berita feature buat indonews.com, tapi kalau karya fiksi, ini yang pertama. 


Hebat ya, nulis fiksi pertama kali, langsung bisa terbit :D Ngomong - ngomong judul novelnya kenapa made of stars ya? Kan ceritanya tentang malaikat..

Karena bintang melambangkan harapan, dan salah satu inti novel ini
adalah tentang harapan. Orang sering berharap pada bintang jatuh, kan? Selain itu di dalam novel ini banyak adegan-adegan yang berkaitan dengan bintang. Plus, kalau judulnya berbau malaikat, takutnya terlalu revealing :)


Selama menulis MOS kakak pernah mengalami writer block gak? Kalau pernah, cara mengatasinya bagaimana? 

Pernah banget, dan biasanya terjadi kalau udah nulis seharian dan pikiran jadi jenuh. Kalau udah kena writer’s block, aku selalu jaga jarak dengan tulisan aku. Misalnya dengan nonton film, jalan-jalan, mandi, web surfing. Biasanya setelah melakukan aktivitas lain, pikiran jadi fresh dan bisa lancar nulis lagi. 


Oh ya, kakak punya penulis favorit yang menginspirasi kakak hingga akhirnya bisa menerbitkan MOS gak?

I would say Clara Ng. Bahasanya halus walaupun tema yang dia angkat suka nggak konvensional. Waktu kecil aku suka sekali dengan Roald Dahl, karya-karyanya sangat membantu mengembangkan imajinasi. Kalau sekarang lagi suka John Green sama Haruki Murakami.

Oke dehh.. Oh ya, setelah MOS rencanannya ada project novel baru gak nih? :)

Adaa. Novel yang kedua mungkin akan sangat berbeda dari yang pertama, tapi aku masih belum bisa bilang tentang apa. Ditunggu aja, ya ;)


Selama menulis MOS kakak butuh riset" gitu, gak kak?

Karena cerita aku lebih ke fantasi, jadi riset sangat penting. Yang pasti aku banyak baca buku-buku tentang malaikat. Bagaimana gambaran malaikat di agama-agama, di mitologi. Bagaimana sifat mereka, kalau bisa dikatakan sifat. Editor aku, mbak Jia Effendie benar-benar mendorong aku untuk melengkapi riset, memperbanyak footnotes.
Yang kedua, karena settingnya di Roma padahal aku belum pernah kesana, ini pe-er banget buat aku. Waktu draft awal, Roma cuma aku ceritakan berdasar buku travel. Aku ingat waktu itu Bang Christian Simamora sempat nyuruh untuk banyak nonton dokumenter. It worked. Aku jadi bisa lebih membayangkan bagaimana Roma itu.  


Jadi begitu, ya.. Editor gagas baik - baik ya.. :D Pesan apa sih yang mau kakak sampaikan dalam MOS?

Baik tapi tegas, hehe.
Pertama, you are the creator of your own destiny. Kamulah yang menentukan nasibmu sendiri. Bukan orang lain.
Kedua, semua indah pada waktunya. Jadi, jangan pernah berhenti berharap. Soal ini aku mau mengutip kata-kata salah satu karakter di buku ini, “..... Harapan itu jiwa manusia. Tanpa harapan, kau mati. Kupikir sesederhana itu”.

Sekian interviewnya.. kami para #GagasAddict menunggu karya terbarumu, kak. Salam Sukses! :)


-Admin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar