Penulis : Robin Wijaya
Penerbit : GagasMedia
Tebal : 400 halaman
Harga : Rp 55.000,-
Sinopsis :
AMRI
"Perselisihan ini tidak akan pernah selesai. Dan aku tahu, kami akan selalu hidup dalam bayang-bayang pertikaian. Lalu, ini adalah cerita turun-temurun yang diwariskan dari generasi-generasi sebelum kami."
CHANDRA
"Menjadi dewasa itu mengajarkan gue kalau hidup itu nggak pernah jadi lebih mudah. Lo harus siap menghadapi segala hal yang sama sekali nggak menyenangkan.
BIMA
"Saya berkutat dalam masalah mereka yang membenci perbedaan. Saya tidak sedang berusaha mencari kesamaan atau membuat persamaan agar kita bisa saling menerima. Saya berusaha hidup di antara itu semua. Hidup di antara perbedaan."
Versus adalah kisah persahabatan tiga orang lelaki. Tiga orang muda yang punya sudut pandang dan prinsip masing-masing. Dengarkanlah baik-baik karena mereka akan mulai bercerita. Tentang perbedaan, kebersamaan, dan pemikiran yang satu.
Cuap-Cuap :
Untuk ketiga kalinya baca bukunya kak Robin. Awalnya gue ga berniat baca buku ini duluan, karena bukunya agak tebel (secara niat gue mau baca buku yang tipis-tipis dulu biar ga berceceran di luar rak buku), cuma karena gue udah terlanjur pilih buku ini, gue menumbuhkan semangat buat ngelarin buku ini.
Wow. Ini buku bagus men, anti-mainstream! Dari awal cerita gue udah dibuat penasaran "Ini kenapa si Bima mati? Masa dia peran utama langsung mati, gimana ceritanya?!" (iya gue tau gue pembaca bawel -_-). Setelah proses melayat dari kuburan, Chandra dan Amri berbincang-bincang. Lalu dimulailah masa-masa nostalgia.
- Bagian pertama, diambil dari sudut pandang Amri. Keseluruhan menceritakan tentang Amri yang hidup bersama adiknya yang menderita TBC dan ayahnya yang menganggap perbuatan Amri selalu salah.
- Bagian kedua, diambil dari sudut pandang Chandra. Keseluruhan menceritakan kisah hidup Chandra yang etnis Tionghoa dan 'terdampar' dalam kampung yang mayoritas penduduknya orang pribumi.
- Bagian ketiga, diambil dari sudut pandang Bima (hebat dia udah mati, bisa cerita <- awal baca bagian ini, gue komen begitu -_-).
Ceritanya tentang persahabatan mereka bertiga, diisi dengan kenakalan remaja, tawuran antar kampung (kak Robin, ini kampung Bayah sama Kampung Anyar itu fiktif atau beneran adasih?), suka-sukaan sama cewek, ya begitu deh.
Baca buku ini tuh kadang bikin tegang, kadang ketawa, kadang mikir keras tentang teori paradoks. Pokoknya komplit. Walaupun gue sedikit bosen pas baca bagian Bima (kata 'saya'-nya berkesan formal banget, walaupun unik sih [sejauh ini gue belom pernah baca novel pake sudut pandang orang pertama 'saya-saya'-an] <- bahasa gue apa sih ngalor-ngidul gitu).
Endingnya..... Mungkin cuma gue yang masih nggak 'ngeh sama endingnya. Gue sempet galau berat mau ngasih rating berapa buat buku-yang-anti-mainstream-ini (akhirnya gue putuskan untuk kasih 4.5 bintang). Dari semua bukunya kak Robin, gue paling suka Versus ini.
Kak Robin, ditunggu buku barunya lagiiiii! Kalo bisa yang anti mainstream kayak gini lagi :p (<- pembaca banyak mau).
4.5 stars!
Review by Jessica Ravenski
@rvnski
@rvnski
Tidak ada komentar:
Posting Komentar