Penulis: Amanda Inez
Penyunting: Jia Effendie
Desain sampul: Amanta Nathania
Penerbit: GagasMedia
ISBN: 979-780-634-0
Cetakan pertama, Juni 2013
224 halaman
Harga: 43k
Buntelan dari @GagasMedia
Kalau kita ke toko buku dan mengunjungi rak khusus romance pasti kita akan mendapati berbagai macam sampul buku yang indah, bagus, menarik untuk dibeli. Saya salah satu tipe orang yang 'judge books by it's cover' tapi nggak sampai yang membuat saya kalap membeli semuanya, ada beberapa pertimbangan yang mendukung saya harus membaca buku tersebut. Pertama adalah nama penulis, kalau sebelumnya saya pernah membaca karya penulis tersebut dan suka saya nggak akan ragu untuk membeli atau meminjam
teman yang punya, kedua rekomendasi dari orang yang tahu betul genre favorit saya, dan ketiga adalah intuisi pribadi kalau buku tersebut bagus hanya dengan membaca sinopsisnya. Alasan ketiga mempertemukan saya dengan Beauty Sleep.
Waktu itu GagasMedia sedang promo buku coming soon di facebook, seperti biasa covernya indah dengan blurb yang sering menjebak :p. Ada satu buku yang langsung menarik perhatian saya, baik cover ataupun blurb yang tidak seperti biasanya, blurb yang menjelaskan sedikit tentang cerita buku tersebut. Cerita yang seperti dongeng Sleeping Beauty, tentang Si Bodoh dan Tuan Putri.
Perkenalkan, panggilannya adalah Si Bodoh, lahir pada 30 Januari 1986, belum pernah bertemu orangtuanya dan tidak ingin mencari keberadaan mereka, dia tumbuh besar di sebuah panti asuhan yang berada di Amerika Utara. Tidak ada yang benar-benar dekat denganya di panti asuhan, ketika Si Bodoh berjalan-jalan di sekitar 'rumahnya', dia berkenalan dengan orang yang memberikan baju yang sedang dikenakannya saat itu, orang yang menawarinya sebuah permen dan pertemanan, orang itu bernama Zack.
Aku tidak pernah mempunyai cukup uang untuk membeli apa pun yang aku inginkan. Begitulah kehidupan anak-anak di panti asuhan. Tidak punya uang. Hanya kepingan logam pecahan satu sen yang kukumpulkan dengan susah payah, dan kusimpan hati-hati di dalam celengan. Celengan itu kusembunyikan, jauh dari jangkauan siapa pun. Aku takut suatu hari nanti kelompok anak-anak yang lebih besar berhasil menembus pengawasan dan mengambil alih barang-barang berharga kami.
Zack adalah anak orang kaya yang tinggal dekat panti asuhan. Ayahnya seorang bawahan perdana menteri dan ibunya memiliki toko porselen yang laris, orang tua Zack merupakan salah satu penyumbang terbesar untuk panti asuhan. Zack tidak memiliki saudara, dan ibunya sering meminta ijin kepada Suster Kepala panti asuhan untuk membawa Si Bodoh pulang agar anaknya mempunyai teman. Dengan sifat keras kepala, tidak bisa dilawan, dan selalu ingin menjadi pemimpin membuat Zack menjadi tidak pandai bergaul, dan sifat kebalikan Si Bodoh yang sabar dan mengalah menetralkan persahabatan mereka.
Ketika mereka beranjak dewasa, Si Bodoh tahu akan perubahan diri Zack, bisa dibilang mereka tumbuh bersama. Zack sering bersenang-senang menghabiskan uang orang tuanya, belajar merokok dan minum minuman keras. Awalnya Si Bodoh mampu bertahan dari godaan tapi Zack beserta teman-temannya yang berpenampilan aneh menantang dan menguji persahabatan mereka. Zack membuat Si Bodoh kecanduan merokok, Zack membuat Si Bodoh mejadi tameng untuk menutupi keburukan sifatnya dari orang tuanya.
Tahukah kau betapa sakitnya dikhianati oleh orang yang kau anggap sahabat? Tahukah kau hal terburuknya? Seberapa dalam dia menyakitimu, seberapa besar kau ingin membencinya, kau tidak bisa. Dan, hal itu membuatmu terluka lebih dalam lagi karena kau tidak mampu melepaskan rasa marah dan kekecewaanmu begitu saja.
Bahagia adalah pilihan. Tak peduli di mana pun aku berada, aku bisa saja merasa sedih dan tertekan. Namun, setelah itu, aku belajar bagaimana untuk menerima segala sesuatu apa adanya. Aku tidak lagi ingin menyiksa diriku sendiri. Bahagia adalah saat kau membuat segala yang punya menjadi yang terbaik.
Lalu tibalah persahabatan mereka retak, selepas kelulusan, Zack ingin mengikuti jejak pamannya. Dengan sembunyi-sembunyi dia menjual porselen di perpustakaan rumahnya sebagai modal perjalanan. Zack ingin pergi ke Indonesia dan memulai sebuah bisnis haram, narkoba. Ibu Zack tahu kalau anaknya tidak bisa dikendalikan lagi, dia meminta Si Bodoh untuk mengikuti Zack dan berharap bisa menyadarkan Zack agar mau kembali lagi ke Amerika. Zack hanya memanfaatkannya. Setibanya di bandara, Si Bodoh malah ditinggal sendiri dengan tas yang berisi uang untuk bertahan hidup.
Entah sebuah kemalangan atau rasa syukur, kejadian Si Bodoh terlunta-lunta di negara asing malah mempertemukan dirinya dengan Tuan Putri. Seseorang yang diharapkannya bangun dari tidur panjang, mataharinya.
"Aku hanya merasa, ketika mengenggam sekuntum bunga matahari, aku merasa hangat dan tidak kesepian. Kau tahu? Tidak ada satu pun hal di dunia ini yang diciptakan sendiri. Semua mempunyai teman, semua mempunyai lawan," kau mulai membagikan kata-kata bijakmu lagi. "Tapi, mengapa kau begitu ingin mengalahkan lawanmu, kalau bisa menjadi teman mereka?"
Waktu awal baca saya sedikit bingung dengan sudut pandang yang digunakan penulis, antara sudut pandang orang pertama atau kedua, saya menebak orang pertama. Setelah saya konfirmasi langsung ke penulis ternyata pendapat saya salah. Memang beda tipis, saya jarang menemukan cerita dari sudut pandang orang kedua, selain karena sulit, penulis harus pandai merangkai kalimat agar pembaca serasa dilibatkan secara emosional dan menjadi bagian dari cerita, menekankan inti cerita kepada pembaca (saya sampai riset untuk mengetahui perbedaannya di buku Draft1 - Winna Efendi :p). Saya rasa penulis sukses melakukannya.
Secara tidak langsung, pembaca akan berperan sebagai Tuan Putri. Kalau pernah membaca Surat Panjang, sebenarnya cara bercerita penulis tidaklah jauh berbeda, seperti surat. Kalau di buku tersebut tidak ada dialog, di buku ini minim dialog. Alurnya flashback. Jadi, Si Bodoh menceritakan kisah perjalanan hidupnya yang kelam beserta rahasia-rahasia yang belum pernah dikatakannya langsung kepada Tuan Putri yang mengalami tidur panjang. Si Bodoh membuat kisah tersebut menjadi sebuah buku dan berharap ketika Tuan Putri sadar dia akan tahu kemana Si Bodoh terpaksa meninggalkannya.
Minim dialog berarti membosankan? Tergantung cara berceritanya. Itulah kelebihan buku ini. Bahasa yang digunakan penulis sederhana, tidak ada kalimat metafora yang susah dipahami atapun yang mendayu-dayu sok romantis, dengan mengunakan bahasa sehari-hari yang cukup formal cerita bisa tetap terasa romantis dan melankolis. Belum lagi cara bercerita penulis yang melompat-lompat, dalam artian tidak menjelaskan kejadian demi kejadian secara runtut, menjadikan cerita mengandung twist yang manis. Contohnya sejak awal Si Bodoh sudah bercerita tentang Tuan Putri, tetapi setelah mengalami berbagai peristiwa bersama, Si Bodoh baru menceritakan pertemuan pertama mereka belakangan. Cara seperti itu malah membuat pembaca penasaran dan cepat-cepat ingin menyelesaikannya.
"Menurutku, kau adalah orang yang seharusnya bersyukur. Walaupun kau tidak mempunyai apa yang orang punya, banyak orang di dunia ini yang tidak mempunyai apa yang kau punya. Bukankah itu cukup adil?"
"Apa kau tahu, bahwa hal-hal terindah di dunia ini tidak bisa dilihat dengan mata?" Kau bertanya kepadaku dengan tenang, seolah sudah lama sekali kau memikirkannya dan memantapkan dirimu sendiri untuk percaya. "Apa kau tahu, bahwa hatimu bisa melihat hal yang jauh lebih indah dari apa pun di dunia ini?"
Untuk karakternya sendiri, Si Bodoh digambarkan seseorang yang mengalami berbagai cobaan tak henti-hentinya, tetapi dia tidak pernah putus asa dalam menjalani. Besar di panti asuhan membuat dia kuat dan sabar. Sedangkan Tuan Putri sendiri dibalik keceriannya dia menyimpan rasa depresi yang hebat, menjadi keras kepala, tak jarang melukai dirinya sendiri. Walau ada bibi dan kakak sepupu yang sudah menganggap seperti darah dagingnya sendiri dia tetap merindukan sosok orang tuanya, kecelakaan yang merengut ayah dan cahayanya, serta ibu yang sibuk dengan dunianya sendiri sehingga membuat Tuan Putri kesepian. Mereka berdua sama-sama menjalani kehidupan yang pahit, tetapi mereka juga sama-sama menciptakan kebahagiaan untuk satu sama lain.
Bagian yang paling favorit adalah ketika Si Bodoh membacakan surat dari ibu Tuan Putri yang diselamatkannya waktu masih menjadi petugas pemadam kebakaran, surat yang membawanya bertemu Tuan Putri. Menyentuh dan romantis sekali. Melalui surat itu, Si Bodoh membuat Tuan Putri memaafkan ibunya sedikit demi sedikit dan melalui surat itu juga Si Bodoh tahu penderitaan yang selama ini dipendam Tuan Putri sendirian.
Kau mengerutkan kening. "Membalas semua kebaikanmu? Dengan apa?"
Aku terkekeh, mulai memikirkan apa yang ingin kau lakukan untukku. Beberapa ide gila muncul di kepalaku. Namun, ketika aku kembali menatap kedua matamu yang kosong, aku hanya bisa menghela napasku, lalu menjawab, "Dengan tidak berhenti berjuang."
Tuan Putri, kau mengubah hidupku. Kau membuatku ingin menjadi seseorang yang lebih baik, agar aku cukup berharga bagi orang-orang yang kusayangi. Kurasa itu adalah definisi perasaanku kepadamu. Aku menyayangimu sebagai sahabat, karena saat ini, aku hanya bisa menjadi sahabatmu. Mungkin suatu saat nanti, setelah aku berubah, barulah aku ingin mengambil satu langkah lebih maju.
Bagaimana menurutmu? Apakah itu penawaran yang cukup baik?
"Bagaimana nasib setangkai bunga matahari tanpa mataharinya? Dia tidak akan bisa bertahan hidup."
Puas adalah kata yang tepat ketika menutup buku ini. Di epilog teka teki siapa sebenarnya Si Bodoh dan Tuan Putri terungkap, lega rasanya. Penulis juga melakukan sedikit perubahan yaitu menggunakan sudut pandang orang ketiga, jadi pembaca bukan lagi seorang Tuan Putri tetapi menjadi penonton, pas sekali pilihannya. Dari segi kekurangan saya tidak terlalu memperharikan, saya terlalu enjoy membaca cerita bak negeri dongeng ini, saya juga tidak menemukan typo yang keterlaluan :p. Walau pun penulis lebih menonjolkan kedua tokoh utama, tokoh pembantunya pun mendapatkan tempat yang semestinya, porsi mereka tidak berlebihan ataupun sia-sia.
Apakah ciuman Si Bodoh bisa membangunkan tidur panjang Tuan Putri? Cari sendiri jawabannya :p.
Buku ini bercerita tentang kesempatan kedua untuk menjadi lebih baik lagi, tentang harapan yang tak pernah putus, tentang mendapatkan cinta sejati. Recommended buat kamu yang suka cerita dari negeri dongeng versi modern :D
4 sayap untuk kotak kaleng pembawa perubahan.
NB:
Tentang Penulis
Bernama Amanda Inez Poernama, lahir pada tanggal 5 November 1993 di Jakarta. Setelah lulus SMA, ia pindah ke Toronto, Canada untuk melanjutkan pendidikan di bidang Accounting. Di waktu senggangnya ia biasa memainkan musik (cover-cover lagunya bisa di lihat diyoutube), berolahraga, dan menulis blog. Amanda juga terdaftar sebagai volunteer untuk WWF Canada dan Voices of Youth. (sumber GagasMedia)
Amanda dapat dihubungi melalui:
Btw, permainan pianonya keren banget :D
By @peri_hutan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar